Powered by Blogger.

Kesabaran

Kehidupan yang keras, himpitan masalah diniscayakan sebagai salah satu penyebab seseorang bias mengalami gangguan terhadap keseimbangan jiwanya. Bahkan sampai menimbulkan goncangan jiwa yang melanda umat manusia.

Wahai saudaraku………

Di tengah jumlah penduduk miskin yang mencapai angka 60% dan jumlah penganggur 45% angkatan kerja, kenaikan barang kebutuhan pasti semakin memperberat beban hidup rakyat akibat kenaikan harga BBM yang sekarang kita rasakan. Selain itu, rakyat kecil juga akan semakin terjerumus dalam kemiskinan, kalau PT PLN dan PT Telkom ikut juga menaikkan tariff, maka akan membuat kondisi semakin runyam. Belum lagi kasus penggusuran lapak-lapak pedagang kaki lima milik wong cilik yang menyebabkan mereka tidak lagi memiliki sumber penghidupan.

Dalam kehidupan rumah tangga, sering kita menghadapi masalah yang ruwet. Dari kenakalan anak-anak sampai kontrakan rumah yang belum dibayar hingga 3 bulan. Belum lagi biaya pendidikan dan kesehatan yang semakin tidak terjangkau, setiap hari berteman dengan kita. Lain lagi dengan masalah yang dihadapi sebagian muslimah. Dalam usia yang bisa dikatakan tidak muda lagi, mereka masih sendiri dalam kesepainnya, menanti seseorang yang akan membimbingnya kelak menuju jalan ke surga. Semua masalh di atas memerlukan cara yang tepat untuk bias menghadapi.

Masalahnya, setiap orang memiliki ketahanan yang berbeda-beda dalam menyikapinya. Ada banyak orang yang lulius, tapi tidak sedikit yang rapuh. Akibatnya ketika mereka mudah goyah dan mengeluh. Ketika dihadapkan dengan masalah yang agak berat dia putus asa. Dihadapkan dengan ketidakenakan dia tersinggung, lalu marah. Bahkan, dengan masalah sepele saja mereka akan menyerah. Lihatlah, hanya karena saling pandang, banyak kasus tawuran sampai pembunuhan. Hanya hannya tidak mau motornya disalip, ia marah dan keluarlah sumpah serapah. Hanya karena putus cinta, ia bunuh diri. Atau hanya karena tidak disapa tetengga, ia sakit hati.

Tengoklah kisah tentang Bilal Ra. Bilal bin Rabah al-Habsyi Ra seorang sahabat bNabi yang terkenal karena kesabarannya. Dia adalah seorang muadzin di Masjid Nabawi. Sebelumnya ia seorang hamba sahaya milik seorang kafir Quraisy, kemudian memeluk islam.

Keislamannya telah menyebabkan Bilal Ra mengalami banyak penderitaan dan kesengsaraan akibat perbuatan oaring-orang kafir. Bilal Ra di baringkan di atas padang pasir yang panas membakar ketika matahri sedang terik sambil ditindih batu besar di atas dadanya, sehingga Bilal Ra tidak dapat menggerakkan badannya sedikitpun. Umayah, majikannya, berkata , “apakah kamu bersedia mati dalam seperti ini..? Ataukah kamu mau terus hidup, denga syarat kamu tinggalkan agama islam…??” Walaupun disiksa seperti itu,namun dia berkata, “ Ahad..!! Ahad..!! Ahad..!!

Padaalam harinya , Bilal Ra diikat dengan rantai, kemudian di cambuk terus menerus hingga badanya luka-luka. Pada siang harinya, dia di baringkan kembali di atas padang pasir yang panas.
Tuannya bergarap Bilal Ra akan mati dalam keadaan seperti itu.
Orang kafir menyiksa Bilal Ra silih berganti, suatu kali Abu jahal menyiksanya, terkadang Umayah bin Khalaf, bahkan orang lain pun ikut menyiksanya juga. Mereka berusaha untuk menyiksa Bilal Ra denga siksaan yang lebih berat lagi. Ketika Abu Bakar Ash Shidig Ra melihat penderitaan Bilal Ra, beliau segera membebaskannya.

Dalagi kisah tentang Zainab Al Ghazali. Ia adalah sosok mujahidah terkemuka yang lahir di abad 20. Aktifis Ikhwanul muslimin ini pernah mengalami berbagai bentuk siksaan dan penderitaan yang mengerikan, sdeebagaimana diceritakan dalam bukunya yang berjudul Ayymun Min hayati ( hari-hari dalam kehidupanku). Buku tersebut menggambarkan hari-hari yang dilakukan oleh penulisnya selama di balik terali besi. Setiap huruf, mkata, kalimat dan lembar yang terdapat di dalam buku tersebut adalah refleksi dari perasaan yang mendalam. Proses penyiksaan demi penyiksaan yang dialaminya. Semua ia ungkap dalam buku tersebut. Darji buku itu terungakap, bahwa oparng-orang yang telah menjalani masa penahanan, lebih mampu mengungkapkan penderitaan. Bahkan, ia adalah orang yang paling mampu menggambarkan berbagai tragedi yang dialaminya melalui penanya yang ikut terluka.

Fondasi agama merupakan landasan yang kuat termasuk dalam mengahadapi semua tantangan kehidupan sebab Allah swt, sendiri dalam alquran telah menegaskan. “Dan, sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu dengan sediklit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan, berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata. Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan Kepadan-Nya kami akan kembali”. “(Q.S 2: 155-16).

Rosulullah saw pernah menegaskan, apa pun yang melanda umat islam adalah terbaek bagi dirinya karena antara nikmat ndan bencana atau ujian adalah dua hal yang amat tipis perbedaanya. “Seandainya manusia menerima nikmat lantas bersyukur, maka menjadi ibadah dan nilai tambah baginya. Dalam Q.S Ibrahim 7 ditegaskan, apabila manusia bersyukur pasti Allah akan menambah nikmat kepadanya. Namun apabila kufur nikmat azab Allah amat pedih. “Di lain pihak, apabila terkena uian lalu bersabar juga dicatat ibadah. Dalam surat Al-Baqarah: 157 dijelaskan, mereka (orang yang sabar menghadapi musibah ) itu lah yang mendapat keberkatan dari rahmat Allah dan mereka orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Imam Ghazali, menegaskan bahwa pasrah kepada Alla Swt termasuk adab jiwa yang dapat mengusir segala bentuk tekanan yang ada dalam jiwa seseorang.

“Jadi,kunci utama keberhasilan menjalani hidup adalah Ikhtiar, Tawakal,, dan sabar. Ikhtiar dengan berusaha semaksimal mungkin mencapai nikmat Allah AWT diiringi dengan doa dan tawakal. Ketika hasilnya kurang memuaskan dalam pandangan kita, maka bersabarlah. Adakah jalan yang lain yang lebih baik selain sabar dan sabar.
0 Komentar untuk "Kesabaran"

Back To Top