Powered by Blogger.

Budidaya Jamur Tiram



Budidaya Jamur Tiram

A. PENGENALAN JAMUR

Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki chlorofil, sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintetis untuk menghasilkan makanan sendiri. Sedangkan jamur sendiri hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain.

Dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa (bagian jamur yang bentuknya seperti benang halus, panjang dan kadang bercabang ).
Bahan makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap untuk pertumbuhan, oleh karena itu jamur di golongkan sebagai tanaman heterotrofik yaitu tanamanm yang tergantung pada organisme lain.



A. 1. Jenis-jenis Jamur

1. Jamur yang enak dimakan yaitu jamur yang biasa dikonsumsi untuk campuran
masakan dan aman. Adapun contoh-contoh jamur tersebut adalah :
Jamur Tiram Putih, JamurTiram Merah, Jamur Tiram Coklat, Jamur Tiram abu-abu, Jamur Tiram Shitake, Jamur Kuping dan Jamur Merang.

2. Jamur yang tidak enak dimakan, namun mempunyai kasiat untuk ramuan obat. Untuk di Indonesia jamur ini sering dikenal dengan jamur “LHINGSHI” ( dalam bahasa cina berarti “ pohon kehidupan “ ) atau jamur “REI SHI” ( dalam bahasa Jepang yang berarti “ jamur spiritual” ) yang mana mampu mendatang
kan keberuntungan. Sehingga jenis jamur tersebut setelah diolah / diproses sangat
bermanfaat bagi tubuh manusia guna meningkatkan kebugaran dan stamina juga kekebalan tubuh.
Pada dasarnya jamur tersebut mempunyai kegunaan untuk mencuci racun, mende-
teksi penyakit, sebagai penyeimbang fungsi tubuh, memulihkan kesehatan sesu
dah sakit, memelihara organ tubuh dan lain-lain yang pada intinya dapat melancar
kan peredaran darah didalam tubuh. Karena di dalam jenis jamur ini mengandung
Germanium organic dan polisakarida, yang mampu mengikat logam berat di dalam tubuh dan dikeluarkan dalam tempo kurang dari 20 jam.
Jamur tersebut biasanya diolah / diproses menjadi kapsul, bisa juga dikonsumsi segar dengan cara menyeduh dengan air panas atau dicampurkan pada minuman
sehari-hari seperti teh atau kopi.


A. 2. Jamur bermedia kayu

1. Jamur kuping

Jamur jenis ini bentuknya menyerupai daun telinga, sifatnya lentur dan lunak sedangkan warnanya berfariasi, antara lain:

a. Jamur kuping hitam ( Black Jelly ) berwarna kemerahan.
b. Jamur kuping agar ( white jelly ) berukuran kecil, tipis dan berwarna putih.

2. Jamur Tiram

Mengapa disebut jamur tiram, karena tudungnya yang menyerupai cangkang
tiram. Sedangkan warna dan ukuran jamur tiram ini sangat beragam tergantung
pada speciesnya, diantaranya adalah:

a. Jamur tiram putih ( white oyster) jenis ini memiliki tudung berwarna putih
susu sampai putih kekuningan dan biasanya memiliki diameter 3-4 cm.
b. Jamur Tiram abu-abu, jenis ini memiliki tudung berwarna abu-abu kecoklat-
an sampai kuning kehitaman dan biasanya berdiameter 6-14 cm.
c. Jamur Tiram coklat, yang terkenal dengan sebutan “ Jamur Abrion “ dengan
tudungya yang berwarna keputih-putihan, keabu-abuan atau abu kecoklatan.
d. Jamur Tiram merah, ( pink oyster), jenis jamur ini memliki warna tudung
kemerahan.



B. Budidaya jamur kayu

B. 1. Persiapan

Persiapan ruang / bangunan meliputi :
a. Ruang persiapan sebagai pembuatan media jamur.
b. Ruang inokulasi sebagai tempat untuk menanam bibit semai pada media tanam
c. Ruang inkubasi sebagai tempat untuk menumbuhkan jamur yang ada pada media tanam.

Sarana dan prasarana yang harus disiapkan, meliputi :
- Cangkul - Ring plastic
- Skop - Kertas Koran
- Sendok kecil - Alat pensteril (semprotan alkohol)
- Kantong plastic - Alat sterilisasi (drum / autoklaf)
- Karet gelang.

Bahan-bahan, meliputi :
a. Bahan baku berupa serbuk kayu.
b. Bahan tambahan, berupa dedak (katul), tepung jagung, Ca Co3, Ca so4 (gips)
c. Bahan penunjang, berupa alcohol, spiritus, EM4.
PROSES BUDIDAYA JAMUR TIRAM

1. Persiapan

Semua bahan disiapkan sesuai ukuran komposisi masing-masing seperti serbuk kayu, bekatul, tepung jagung, Ca Co3, Ca So4.
Catatan untuk serbuk kayualangkah baiknya jika dicuci terlebih dahulu dengan tujuan untuk menghilangkan getah dan minyak yang terkandung didalamnya.

2. Pencampuran

Semua bahan dicampur hingga rata dan ditambah air 60-65 % pada derajat keasaman (ph) 6-7.


3. Pewadahan

Mengggunakan kantong plastic jenis pp (polypropylene) yang tahan panas, dengan
ukuran 18 cm x 0.5 cm x 35 cm dan dipadatkan agar mampu menghasilkan jamur optimal. Selanjutnya ujung plastic disatukan dan diberi cincin plastic sehingga memben-
tuk seperti botol.


4. Sterillisasi

Dalam proses sterilisasi ini ada dua yaitu :
a. Sterilisasi Tradisional
Dalam sterilisai ini alat yang digunakan adalah drum minyak tanah / oli yang dimodifikasi. Drum disekat menggunakan anyaman bambu dibagian
bawahnya. Sehingga menjadi seperti dandang untuk ngukus. Kemudian drum tersebut diisi air 7-10 cm sebelum digunakan untuk ngukus. Selanjutnya untuk ngukus media tumbuh jamur disusun secara bertum-
puk di atas anyaman bambu. Kemudian drum dipanaskan sampai mendidih dengan suhu lebih kurang 100 c – 115 c dalam tekanan 1.3 atm.

b. Sterilisasi Modern
Sitim sterilisasi ini biasanya hanya dilakukan oleh pembudidaya jamur yang bermodal besar, karena mahalnya peralatan.


5. Pendinginan

Setelah dilakukan sterilisasi media tumbuh jamur tersebut didinginkan dengan kipas atau secara alami di ruangan inokulasi.

6. Inokulasi ( Pemberian bibit)

Merupakan sebuah proses penanaman bibit jamur pada media tanam. Dalam melakukannya harus pada ruangan yang steril, begitu juga dengan alat yang digunakan serta pekerjanya.


7. Inkubasi

Inkubasi adalah masa tumbuh miselium jamur di media tanam. Sedangkan ruangan yang diperlukakan dalam inkubasi tersebut dibutuhkan suhu 22 c- 28 c. Sedang-
kan media tanam jamur diatur dalam posisi berdiri, sedangkan lama waktu inkubasi adal-
ah 40-60 hari. Sampai seluruh media tumbuh dipenuhi meselium. Tanda keberhasilan ma
sa inkubasi bisa dilihat sekitar dua minggu, yaitu tumbuhnya miselium jamur yang berw-
arna putih dan merambat ke bawah.


8. Penumbuhan

Setelah media tanam kelihatan putih secara merata oleh miselium jamur, maka media jamur tersebut dipindahkan dalam ruang penumbuhan untuk menumbuhkan jamur.


8. Pemanenan

Pemanenan dapat dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal( cukup besar ). Sedangkan pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dengan tujuan untuk mempertahankan kesegerannya..


9. Pasca panen

Jamur yang sudah dipanen dan sebelum masuk pengepakan perlu dilakukan pem-
bersihan akar dengan cara memotongnya. Setelah itu dimasukkan dalam kantong plsatik
dan siap untuk dipasarkan.


C. Pemeliharaan

C.1. Pengaturan suhu dan kelembaban.

Untuk di daerah panas pengaturan suhu dan kelembaban ruangan penumbuhan jamur tiram diperlukan suhu antara 22 c – 28 c sedangkan kelembaban 80 – 90 %. Alat ukur suhu dapat menggunakan Termometer ruang dan alat ukur kelembaban menggunakan Hygrometer yang dipasang di dalam kumbung ( ruang tumbuh jamur) dan
untuk memaksimalkan pertumbuhan jamur kondisi suhu dan kelembaban perlu diperhatikan, sehingga keadaan suhu dan kelembaban sesuai kebutuhan pertumbuhan jamur.

Salah satu cara menjaga suhu dan kelembaban kumbung adalah dengan melakukan pengabutan air dari sprayer. Untuk frekwensi pengabutan kumbung tergantung cuaca. Pada musim hujan dimana suhu dan kelembaban normal, pengabutan cukup sekali saja pada pagi hari..Sebaliknya pada musimkemarau cuaca cukup panas pengabutan bisa dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.


C.2. Pengaturan sirkulasi udara.

Pada saat masih berbentuk miselium, jamur tidak memerlukan oksigen dalam jumlah besar. Namun pada saatvjamur membentuk buah apabila kekurangan oksigen akan berakibat jamur jadi kerdil ( kecil ). Bahkan tubuh buah tidak terbentuk dan miselium memadat dan meluas keseluruh arah. Oleh karena itu pengaturan sirkulasi udara garus rutin dilakukan dengan cara membuka cjendela kumbung lebih kurang 1 – 2 jam setiap harinya, agar oksigen bisa masuk dan karbondioksida bisa keluar.


D. Pengendalian hama dan penyakit.

D.1. Jamur liar.

Masalah besar dalam budidaya jamur tiram adalah terjadinya kontaminasi organisme yang tidak diharapkan. Biasanya hal ini terjadi pada waktu proses pembibitan,
Penyiapan media tanam dan saat berada di dalam kumbung. Kontaminasi tersebut menyebabkan media tanam ditumbuhi jamur-jamur yang menjadi pesaing jamur tiram sehingga dapat merebut makanan..
Kejadian tersebut bisa dilihat dengan munculnya bintik-bintik hitam, hijau atau warna mencolok pada media tanam. Jika hal ini dibiarkan miselium jamur tiram tidak akan tumbuh karena nutrisi yang ada di media tanam dimakanoleh jamur liar yang daya tumbuhnya lebih cepat dibandingkan miselium jamur tiram. Sebagai pencegahan munculnya jamur liar dapat dilakukan denagn cara mengusahakan setiap proses tahapan budidaya jamur dilakukan dalam keadaan steril, baik saat pembibitan maupun penumbuhan.

D.2. Hama

Beberapa jenis serangga yang hidup disekitar kumbung, seranggga tersebut biasa
nya masuk kedalam kumbung bersamaan dengan keluar masuknya pekerja ataun saat jen
ela kumbung dibuka, bahkan bisa melalui lubang-lubang kecil yang tidak terdeteksi.
Adapun serangga yang menjadi hama jamur antara lain, rayap, tungau, cacing, laba-laba,
dll. Untuk penanggulangannya dapat dilakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan
yang dianjurkan.
D.3. Penyakit

Penyakit jamur disebabkan oleh fungi, kapang, bakteri dan virus. Sedangkan ja
mur yang terserang penyakit menjadi berlendir, busuk, dan bernoda. Dan berbagai kelainanan lain yang membuat rusaknya jamur sehingga tidak dapat dipanen. Oleh kare
na itu perlu pencegahan yang dilakukan dengan mengupayakan setiap tahapan budidaya jamur dilakukan secara steril, dari penyiapan bibit, inokulasi, inkubasi hingga memasuka
n media tanam kedalam kumbung. Selain itu juga harus dilalukan sterillisasi kumbung
dengan menyemprotkan disifektan sebelum media tanam dimasukkan. Untuk pencegahan
lainnya adalah dengan cara menjaga kebersihan kumbung.
3 Komentar untuk "Budidaya Jamur Tiram"

ikut budidaya ah...........

bibitnya beli di mana bos.......

harga bibit f1 atau f2 brapa??
dan alamatnya dimana?

ke triosetiawn@yahoo.co.id

thanks

Back To Top